Gladi Resik Wisudaku diadakan di
kampus D pada Kamis, 22 November 2012.
Wisuda nya sendiri,diadakan di JCC
pada Kamis 29, November 2012.
Menurut desas-desus yg beredar, wisuda
diadakan 2 sesi : Pagi dan Siang.
Tiap sesi punya resiko masing-masing.
Mari kami jelaskan.
WISUDA
SESI PAGI
Keuntungan :
- Masih segar.
- Parkiran belum penuh
Kekurangan :
- Pengorbanan bangun pagi. Apalagi yg cewek harus nyalon dulu, pagi buta. Mungkin jam 4 udah standby di salon -_-
- Mengejar waktu menuju JCC, antisipasi Hujan & Macet.
WISUDA
SESI SIANG
Keuntungan :
- Gak harus bangun pagi buta. Tukang salon juga udah pada buka jam 10an.
- Gak harus ngejar waktu menuju JCC.
Kekurangan :
- Sampai JCC, parkiran udah penuh.
- Lobi JCC penuh wisudawan yg baru selesai acara. It would be very very CROWDED.
Entah kenapa, gw lebih milih wisuda
Pagi, dengan alasan masih SEGAR & parkiran masih ‘bersih’ .
Buat gw, hakikatnya suatu acara sakral
itu memang diadakan PAGI hari.
Bagian AWAL dari suatu hari.
Kalo SIANG itu kayanya…kurang sakral, bisa dibilang ‘nyantai’
gitu, kurang greget lah pokoknya =D
Nah, kemarin ini gw Gladi Resik di
kampus D, Margonda.
Ada gw, Icha, Siwi, Tama, Windy, dan
lain-lain.
Buat gw, lebih cocok dibilang BRIEFING
daripada GLADI RESIK.
Di gladiresik ini, calon wisudawan
akan mengambil UNDANGAN WISUDA,,
dengan menukarkan Blanko Wisuda yg kita punya.
Undangan tsb, ada yg warna PUTIH dan
UNGU.
PUTIH untuk Sesi Pagi.
UNGU untuk Sesi Siang.
Seperti yg kubilang, aku ingin sekali
dapat sesi Pagi, meskipun Ibuku mau aku dapat Sesi Siang.
Tapi bisa apa ?
Kita mahasiswa gak bisa milih sendiri.
Kita sudah ditentukan dari pihak
kampus akan masuk Sesi Pagi / Siang.
Lha wong Undangan Nama kita sudah tertulis di Amplop undangan, mana
bisa kita milih2 sendiri?
Aku hanya bisa berdoa, agar aku bisa
wisuda 1 sesi bersama teman-teman dekatku.
Aku tak perduli, dapat sesi pagi /
siang, asal bisa bersama mereka.
Aku hanya bisa pasrah, terserah Tuhan
mau meletakkan namaku di amplop mana saja.
T___T
Sistem pembagian sesi Pagi & Siang
ini adalah RANDOM atau acak.
Bisa saja aku dapat sesi pagi,
ternyata Siwi & Tama dapat sesi siang.
Tidak ada yg tau.
Kami semua sama-sama panik mendengar tiap
nama yg dipanggil untuk mengambil Undangan.
Kami semua terlihat cemas.
Sama cemasnya seperti pengumuman Lulus
/ Tidaknya ketika kami Sidang Sarjana.
Aaaaaaaaaaaaaarrrrghhhhh…..
Aku, Siwi, Tama, Icha, Windy, Dina,
Ussi dan Fuad duduk di ruang Auditorium di barisan paling depan.
Paaaaling depan.
Baris 1 .
Ooooooooooh.. betapa PEDE nya kami ini
=_=
Bapak meja 1, Ibu meja 2, Ibu meja 3 |
Didepan sana ada beberapa dosen yg
akan memanggil nama kita.
Dibagi menjadi 3 : Meja1 , Meja2, Meja3.
Dan dari nama yg telah disebutkan, teryata
nama dipanggil sesuai Abjad.
“kok
nama kita belum dipanggil-panggil ya?” , tanya aku pada Siwi.
“ini
yg sidangnya pas awal-awal. Kita kan udah akhir-akhir”
Siwi menebak namaku ada di Meja 1.
Kemudian terdengar bapak di Meja 1 berbicara
untuk meminta perhatian.
Kemudian disebutkanlah dengan cepat
nama-nama mahasiswa yg harus kedepan untuk mengambil Undangan.
Aahhh namaku tersebut juga di Meja 1
ini.
Kalau tidak salah, namaku tersebut di
absen ke 4 . hmmh..absen yg cukup awal.
Lalu aku maju dan semua teman-temanku
mengarahkan seluruh perhatiannya padaku.
Saat aku memberikan Blanko Wisudaku,
aku melihat seluruh Undangan dijajarkan di meja.
Aku TIDAK MAU melihat Undangan warna
Ungu.
Pokoknya tidak mau.
Aku mengarahkan perhatianku pada tangan ibu didepanku.
Dia mengarahkan tangannya ke
Undangan-undangan tersebut..
lalu jemarinya terhenti di Undangan
Putih..
diangkatlah amplop tersebut, kemudian diberikan
kepadaku.
Ternyata, itulah Undangku. Namaku ada
disitu.
Ya, Aku dapat Sesi Pagi
“Kalo
berdasarkan tanggal sidang, kok Windy belum disebut namanya? Padahal dia sidang
duluan daripada gue ?” , tanya aku lagi pada Siwi.
“mm…
nggak tau deh.. ini random banget nih!!”
Lalu Ibu Meja 2 kembali memegang mic,
untuk memberi perhatian pada mahasiswa.
Aku berkata, “Nih Seww.. nama lo ada di Meja 2 nih ,, liat aja..” Lalu aku
nyeletuk
“ SIWI ISWANTII !!! ”
Baru selesai mengucap nama siwi,
Ibu Meja 2 memanggil nama mahasiwa
selanjutnya. Dengan lantang beliau memanggil,
“ DWI
SUGIYANTO ! ”
Seketika temanku terbahak-bahak.
*(fyi : dwi sugiyanto itu mantannya
siwi)
Tak lama, Nama Siwi dipanggil.
“ayok
maen tebak-tebakan Nes,kata lo Siwi dapet pagi/siang? Kata gw SIANG! ”, kata Tama.
“gue
sih MAU nya dia pagi.. tapi keknya dapet siang deh”, kata aku ragu.
Kulihat Siwi berjalan dengan membawa
undangannya yg berwarna PUTIH.
Aku pun senang, akhirnya “punya teman”
1 doaku telah dikabulkan Tuhan.
Selanjutnya nama Tama disebutkan dari
depan sana.
Dan dia pun kembali, dengan membawa
Undangan berwarna PUTIH.
1 doaku lagi, telah dikabulkan Tuhan.
Kemudian nama Icha yg disebutkan.
Saat dia berbalik badan dan tersenyum
pasrah,
kami melihat dia membawa undangan
warna PUTIH.
Lagi lagiii… 1 doaku dikabulkan Tuhan.
Hingga pembagian undangan selesai,
kenapa nama WINDY belum dipanggil ??
“nama
lo udah dipanggil kalii… yee begimaane”, Siwi.
Kami semua mulai menertawakan Windy,
yg entah mengapa belum mendapat undangan.
“Lo
udah dipanggil kali…..bareng dinna tadi, Meja 3 noh kayanya…”, kata teman-teman
Akhirnya Windy mencoba ke Meja 3 untuk
menanyakan namanya.
Ternyata memang namanya telah
dipanggil daritadi.
Hanya saja,, entah windy nya bengong
atau tidak dengar,, dia tidak maju ke meja 3.
Ketika dia kembali, kulihat undangan ditangannya
berwarna redup-redup.
“Gue dapet
siaaaaaaaaaaaang.. L ”
Bila ingin berganti sesi, kita bisa
menukarnya dengan Undangan ke sesama mahasiswa yg 1 Fakultas dan 1 jenjang.
Windy menukar Undangannya dengan
Ahadian, yg mendapat undangan sesi Pagi.
Windy pun akhirnya bisa ‘bergabung’
bersama kita.
HA HA HA HA HA
Ugh… sulit dipercaya.
Aku memang berdoa keras agar bisa
wisuda 1 sesi bersama dengan teman-temanku.
Aku hampir tidak percaya dan sudah pasrah
bila harus berpisah dengan mereka.
Aku takut dapat sesi siang sedangkan
yg lain sesi pagi,, atau sebaliknya.
Tapi kalau aku.. Icha.. Tama.. Siwi.. BISA
mendapat Sesi Pagi ,,
Itu diluar kemampuanku.
Tuhan yg telah mengaturnya.
Umm… mungkin juga Tuhan menjawab doa
kami